Layanan pencarian tersebut dikenal sebagai Search Generative Experience (SGE).
Meski demikian, realisasi untuk membuat layanan pencarian berbasis AI berbayar itu tampaknya masih jauh karena baru sebatas diskusi internal.
Laporan GSM Arena, pada Kamis (4/4), menyebutkan informasi itu pertama kali datang dari Financial Times.
Baca juga: Google ‘Circle to Search’ mulai terjemahkan secara instan
Keputusan membuat layanan pencarian berbasis AI berbayar itu belum diambil karena dipengaruhi juga pada kondisi saat ini di mana para ahli teknologi Google masih melakukan pengembangan teknologi.
Maka dari itu para eksekutif perusahaan belum membuat keputusan akhir mengenai apakah akan meluncurkan layanan berbayar atau tidak.
Opsi lainnya adalah menggabungkan beberapa fitur penelusuran AI premium dengan langganan yang sudah ada.
Misalnya seperti layanan yang menawarkan akses ke Gemini di Gmail dan dokumen melalui paket Google One AI Premium.
Baca juga: Google hadirkan “Build with AI” bagi pengembang aplikasi di Jakarta
Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Google tidak memberikan respons yang pasti untuk mengonfirmasi layanan pencarian berbasis AI berbayar.
Meski demikian, ia memastikan peningkatan produk untuk mendukung kebutuhan pengguna masih menjadi prioritas Google.
“Dengan eksperimen AI generatif di Penelusuran, kami telah melayani miliaran kueri, dan kami melihat pertumbuhan kueri Penelusuran yang positif di semua pasar utama kami. Kami terus meningkatkan produk dengan cepat untuk melayani kebutuhan pengguna baru. Kami tidak memiliki apa pun untuk diumumkan saat ini,” kata juru bicara tersebut.
Baca juga: Google Podcasts akan segera ditutup, pengguna diimbau pindah
Beberapa strategi untuk menjadikan layanan pencarian berbasis AI berbayar tersebut mungkin diambil Google sebagai respons dari kompetisi di industri.
Seperti diketahui dalam waktu singkat, pesaingnya yaitu ChatGPT terasa mendominasi pasar dengan layanan pencarian berbasis AI mereka.
Dalam pengembangan AI generatif, diketahui juga ada banyak sumber daya yang tersedot mulai dari biaya hingga para pengembangnya sehingga solusi layanan berbayar menjadi salah satu hal yang diperhitungkan.
Para pesaingnya pun seperti ChatGPT dan Microsoft Copilot juga sama-sama menghadirkan layanan berbayar untuk beberapa fiturnya sehingga tak heran apabila Google juga mengambil keputusan serupa.
Baca juga: Kemenkominfo hadirkan 2500 beasiswa DTS bersama Google
Baca juga: ASEAN Foundation – Google kolaborasi dalam inisiatif literasi digital
Penerjemah: Livia Kristianti
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024